METODE PENILITIAN DESKRIPTIF SURVEY
KELOMPOK 1 :
MUHAMMAD ROFFI’I (14.1.01.09.0025)
PUKUH DUWI P. (14.1.01.09.0070)
WAHYU MAHAMSAH N. (14.1.01.09.0168)
ACHMAD ANWAR S. (14.1.01.09.0185)
YUDO BASWORO (14.1.01.09.0215)
ACHMAT FITRIAN HIDAYAT (14.1.01.09.0216)
FATONI YAHYA AL HAFIDZ (14.1.01.09.0268)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Banyak jenis penelitian yang
termasuk sebagai penelitian deskriptif. Setiap ahli penelitian sering
berselisih pendapat dalam memberikan infomasi tentang metode pengertian
deskriptif. Perbedaan itu biasanya dipengaruhi oleh pandangan dan pengetahuan
yang menjadi latar belakang para ahli tersebut
Metode penelitian deskriptif merupakan metode yang banyak digunakan dikembangkan dalam penelitian ilmu-ilmu social, karena memang kebanyakan penelitian sosial adalah bersifat deskriptif (Soejono,Abdurrahman, 1997:19), walaupun jenis penelitian ini juga digunakan dalam penelitian ilmu eksata.
Masih banyak orang yang belum memahami tentang metode deskriptif, baik itu ciri-cirinya, jenis-jenisnya, langkah-langkah metodenya, kriterianya maupun bagaimana cara mendapatkan informasi metode ini. Hal ini ternyata juga banyak dialami oleh kalangan mahasiswa sendiri dimana mereka suatu saat nanti dituntut untuk mampu dalam memahami dan menerapkan berbagai metode penelitian yang ada.
Berdasarkan pada keadaan yang ada, maka pada makalah kali ini akan membahas tentang metode penelitian deskriptif, yang diharapkan agar setelah mempelajari makalah ini para siswa dapat memahami tentang metode deskriptif serta apa yang ada di dalamnya.
Metode penelitian deskriptif merupakan metode yang banyak digunakan dikembangkan dalam penelitian ilmu-ilmu social, karena memang kebanyakan penelitian sosial adalah bersifat deskriptif (Soejono,Abdurrahman, 1997:19), walaupun jenis penelitian ini juga digunakan dalam penelitian ilmu eksata.
Masih banyak orang yang belum memahami tentang metode deskriptif, baik itu ciri-cirinya, jenis-jenisnya, langkah-langkah metodenya, kriterianya maupun bagaimana cara mendapatkan informasi metode ini. Hal ini ternyata juga banyak dialami oleh kalangan mahasiswa sendiri dimana mereka suatu saat nanti dituntut untuk mampu dalam memahami dan menerapkan berbagai metode penelitian yang ada.
Berdasarkan pada keadaan yang ada, maka pada makalah kali ini akan membahas tentang metode penelitian deskriptif, yang diharapkan agar setelah mempelajari makalah ini para siswa dapat memahami tentang metode deskriptif serta apa yang ada di dalamnya.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka pembahasan dalam makalah ini akan difokuskan pada masalah-masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana ciri-ciri, jenis dan langkah-langkah dalam metode penelitian deskriptif?
2. Apa saja kriteria pokok metode penelitian deskriptif?
3. Bagaimana hubungan dan perbedaan antara metode deskriptif dan metode survei?
4. Apa saja cara yang digunakan untuk memperoleh suatu informasi deskriptif?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pembahasan dalam makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui ciri-ciri, jenis dan langkah-langkah dalam metode penelitian deskriptif.
2. Mengetahui apa saja kriteria pokok metode penelitian deskriptif.
3. Mengetahui hubungan dan perbedaan antara metode deskriptif dan metode survei.
4. Mengetahui cara-cara dalam memperoleh suatu informasi deskriptif.
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka pembahasan dalam makalah ini akan difokuskan pada masalah-masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana ciri-ciri, jenis dan langkah-langkah dalam metode penelitian deskriptif?
2. Apa saja kriteria pokok metode penelitian deskriptif?
3. Bagaimana hubungan dan perbedaan antara metode deskriptif dan metode survei?
4. Apa saja cara yang digunakan untuk memperoleh suatu informasi deskriptif?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pembahasan dalam makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui ciri-ciri, jenis dan langkah-langkah dalam metode penelitian deskriptif.
2. Mengetahui apa saja kriteria pokok metode penelitian deskriptif.
3. Mengetahui hubungan dan perbedaan antara metode deskriptif dan metode survei.
4. Mengetahui cara-cara dalam memperoleh suatu informasi deskriptif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Deskriptif
Menurut
Hidayat syah penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menemukan pengetahuan yang sekuas-luasnya terhadap objek penelitian pada
suatu masa tertentu. Sedangkan menurut
Punaji Setyosari ia menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian
yang bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala
sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka
maupun kata-kata. Hal senada juga
dikemukakan oleh Best bahwa penelitian deskriptif merupakan metode penelitian
yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa
adanya.
Menurut Whintney (1960), metode deskriptif adalah
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif
mempelajarai masalah-masalah dalam masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam
masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan,
kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang
sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam metode
deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu
sehingga merupakan suatu setudi komparatif . adakalanya peneliti mengadakan
klasifikasi, seerta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan
suatu setandar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli menamakan metode
deskriptif ini dengan nama survei normatif (normative survey). Dengan metode
deskriptif ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau factor dan
melihat hubungan antara satu factor dengan factor yang lain. Karenanya,
metode deskriptif juga dinamakan studi status (satus study).
Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma
atau setandar-setandar, sehingga penelitian deskriptif ini disebut juga survey
normative. Dalam metode deskriptif dapat diteliti masalah normative
bersama-sama dengan masalah setatus dan sekaligus membuat
perbandingan-perbandingan antar fenomena. Studi demikian dinamakan secara umum
sebagai studi atau penelitian deskriptif. Prespektif waktu yang dijangkau
dalam penelitian deskriptif , adalah waktu sekarang, atau sekurang-kurangnya
jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden.
Secara harfiyah, metode deskriptif adalah metode
penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga
metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Namun, dalam
pengertian metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif mencakup
metode penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental, dan
secara lebih umum sering diberi nama, metode survei. Kerja peneliti, bukan saja
memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan
hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membut predeksi serta mendapatkan makna
dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Dalam mengumpulkan data
digunakan teknik wawancara, dengan mengunakan schedule
questionair ataupun interview guide.
B. Jenis-jenis Penelitian Deskriptif
Dtinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan
alat yang digunakan dalam menliti, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan,
penelitian desekriptif dapat dibagi atas bebeprapa jenis yaitu:
1.
Metode survey,
2.
Metode deskriptif berkesinanbungan (Continuity
deskrptive),
3.
Penelitian Studi kasus,
4.
Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas,
5.
Penelitian tindakan (action research),
Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk
memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari
keterangan-keterangan secara factual, baik tentang institusi sosial, ekonomi,
atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daera. Metode survey membedah
dan menguliti serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran
terhadap keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung. Dalam metode
survei juga dikerjakan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap
hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah yang
serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan
keputusan di masa mendatang. Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan
terhadap sejumlah individu atanu unit, baik secara sensus atau dengan
mengunakan sample. Unit yang digunakan dalam metode survei
cukup besar. Misalnya, Kinsey, et al., (1948) dalam penelitian meraka mengenao
tinggah laku seksual di Amerika Seriakat telah menggunakan sample dengan
12 ribu orang anggota sample. Banyak sekali masalah dap;t
diteliti dengan mengunakan metode survey, termasuk bidang produksi dan tata
niaga (survey produksi dan tata niaga ), usaha tani(surve usaha tani), masalah
kemasyarakatan (survey sosial), masalah komunikasi daan pendapat umum (survei
pendat umum), masalah politik (survey politik), masalah pendidikan (survey
pendidikan dan persekolahan), dan sebagainya.
Metode deskriptif berkesinambungan (continuity
descriptive research), adalah kerja meneliti secara deskriptif yang
dilakukan secara terus menerus atas suatu objek penelitian. Sering kali dilakukan
dalam meneliti masalah-masalah sosial.pengetahuan yang lebih menyeluruh dari
masalah serta fenomena dan ketentuan-ketentuan sosial dapat diperoleh jika
hubungan-hubungan fenomena dikaji dalam suatu interval perkembangan dalam suatu
periode yang lama. Dengan memperhatikan secara detail perubahan-perubahan yang
dinamis dalam suatu interval tertentu, maka generalisasi suatu situasi atau
fenomena secara dinamis dapat dibuat. Meneliti yang berkehendak menjangkau
informasi factual yang mendetail secara interval dinamakan penelitian
deskriptif berkesinambungan. Jika perhatian dipusatkan kepada
perubahan-perubahan prilaku atau pandangan, maka teknik dalam meneliti
dinamakan teknik panel. Teknik ini berupa wawancara dengan kelompok-kelompok
manusia yang sama pada situasi yang berbeda. Informasi yang diinginkan bisa
saja kuantitatif , seperti jumlah konsumsi, anggaran belanja keluarga, dan
sebagainya.
Penggunaan metode deskriptif berkesinambungan lebih
popular dalam mengkaji masalah sosial. Misalnya, Whitney dan Milholland (1930)
mempelajari status akademis dari mahasiswa tingkat persiapan dari Colorado State
Colege of Education pada tahun 1930. Penelitian dilakukan dalam waktu
empat tahun, dengan menlurusi status akademis sejak tingkat persiapan sampai
dengan lulus sarjana muda.
3. Penelitian Studi Kasus
Studi kasus, atau penelitian kasus (case study),
adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu
fase spesifik atau khas dari keselurahan personalitas (Maxfield, 1930). Subjek penelitian
dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Peneliti ingin
mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari
unit-unit sosial yang menjadi subjek. Tujuan studi kasus adalah untuk
memberikan gambaran secara mendetail latar belakang, sifat-sifat serta
karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang
kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan jadikan suatu hal yang bersfat
umum. Pada mulanya, studi kasus ini banyak digunakan dalam penelitian
obat-obatan dengan tujuan diagnosis, tetapi kemudian penggunaan studi kasus
telah meluas sampai kebidang-bidang lain.
Hasil dari penelitian kasus merupakan suatu
generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari individu, kelompok,
lembaga, dan sebagainya. Tergantung dari tujuannya, ruang lingkup dari studi
dapat mencakup segmen atau bagian tertentu atau mencakup keseluruhan siklus
kehidupan dari individu, kelompok, dan sebagainya, baik dengan penekanan
terhadap factor-faktor kasus tertentu, atau meliputi keseluruhan factor-faktor
dan fenomena-fenomena. Stadi kasus lebih menekankan mengkaji vairabel yang
cukup banyak pada jumlah unit yang kecil. Ini berbeda dengan metode survei,
dimana peneliti cenderung mengevaluasi variabel yang lebih sedikit, tetapi
dengan unit sample yang relatif besar.
Studi kasus banyak dikerjakan untuk meneliti desa,
kota besar, sekelompok manusia drop out, tahanan-tahanan,
pimpinan-pimpinan, dan sebagainya. Jika stadi kasus ditujukan untuk menliti
kelompok, maka perlu dikisahkan atau diisolasikan kelompok-kelompok dalam
onggokan yang homogen.
Stadi kasus banyak kelemahan disamping adanya
keunggulan-keunggulan. Studi kasus mempunyai kelemahan karena anggota sampel
yang terlalu kecil, sehingga sulit dibuat inferensi kepada populsi. Disamping
itu, studi kasus sangat dipengaruhi oleh pandangan subjektif dalam pilihan
kasus karena adanya sifat khas yang dapat saja terlalu dibesar-besarkan.
Kurangnya objektifitas, dapat disebabkan karena kasus cocok benar dengan konsep
yang sebelumnya telah ada pada si peneliti, ataupun dalam penetapan serta
pengikutsertaan data dalam konteks yang bermakna yang menjurus pada
interprestsi subjektif.
Studi kasus mempunyai keunggulan sebagai suatu studi
untuk mendukung studi-studi yang besar di kemudian hari. Studi kasus mendukung
studi-studi yang besar di kemudian hari studi kasus dapat memberikan
hipotesis-hipotesis untuk penelitian lanjutan. Dari segi edukatif, maka studi
kasus dapat digunakan sebagai contoh ilustrasi baik dalam perumusan masalah, penggunaan
statistik dalam menganalisis data serta cara-cara perumusan generalisasi dan
kesimmpulan
Marilah kita lihat sebuah contoh studi kasus tentang
anak-anak yang tidak dapat menguasai teknik membaca karena jenis-jenis sebab.
Penelitian yang memakan waktu dua tahun, secara mendetail telah mempelajari
hal-hal berikut.
·
Menentukan sejarah dari sekolah dan rumah tangga sang
anak.
·
Menentukan setatus sekarang dari anak.
·
Mengadakan diagnosis terhadap kesukaran-kesukaran
membaca sang anak
·
Menentukan sebab musabab si anak mempunyai
kekurangan-kekurangan dalam membaca.
·
Mengukur dari hasil pengajaran.
Langkah-langakah
pokok dalam meneliti kasus adalah sebagai berikut.
a. Rumuskan tujuan penelitian.
b. Tentukan unit-unit studi, sifat-sifat mana yang
akan diteliti dan hubungkan apa yang akan
dikaji serta proses-proses apa yang akan menuntun penelitian.
dikaji serta proses-proses apa yang akan menuntun penelitian.
c. tentukan rancangan serta pendekatan dalam memilih
unit-unit dan teknik pengumpulan
data mana yang digunakan. Sumber-sumber data apa yang tersedia
data mana yang digunakan. Sumber-sumber data apa yang tersedia
d. kumpulkan data.
e. Organisasikan informasi serta data yang terkumpul
dan analisis untuk membuat interpretasi
seta generalisasi.
seta generalisasi.
f. Susun laporan dengan memberikan kesimpulan serta
implikasi dari hasi penelitian.
4.Studi atau penelitian komperatif
Penelitian komperatif adalah sejenis penelitian
deskriptif yang ingin mencari jawab secara mendasar tentang sebab-akibat,
dengan menganalisis factor-faktor penyebab terjadinnya atau munculnya suatu
fenomena tertentu. Jangakauan waktu adalah masa sekarang, karena jika jangkauan
waktu terjadinya adalah masa lampau, maka penelitian tersebut termasuk dalam
metode sejarah. Dalam studi komperatif ini, memeng sulit untuk mengetahui
factor-faktor penyebab yang dijadikan dasar pembanding, seperti penelitain
komperatif tidak mempunyai control. Hal ini semakin nyata kesulitannya
jika kemungkinan-kemungkinan hubungan antar fenomena banyak sekali jumlahnya
Studi komperatif banyak sekali dilakukan jika metode
eksperimental tidak dapat diperlukan. Bidang studi mencakup penghiduupan kota
dan desa, dengan membandingkan pengaruh sebab akibat dari mekanan, rekreasi,
waktu kerja, ketenangan kerja, dan sebagainnya. Penelitian komperatif dapat
dilakukan untuk mencari pola tingkahlaku serta prestsi belajar dengan
membedakan unsur waktu masuk sekolah, dan lain-lain.
Metode penelitian komperatif adalah bersifat ex post
facto. Artinya, data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah
selesai berlangsung. Peneliti dapat melihat akibat dari suatu fenomena dan
menguji hubungan sebab akibat dari data-data yang tersedia. Keunggulan metode
ini adalah sebagai berikut.
Metode komparatif dapat mensubtisusikan metode
eksperimental karena beberapa alasan:
a.
Jika sukar diadakan kontrol terhadap salah satu faktor
yang ingin diketahui atau diselidiki hubungan sebab-akibat.
b.
Apabila teknik untuk mengadakan vaiabel kontrol dapat
menhalangi penampilan fenomena secara normal ataupun tidak memungkinkan adanhya
interaksi secara normal.
c.
Penggunaan laboratoriuum untuk penelitian untuk
dimungkinkan, baik karena kendala teknik, keungan, maupun etika, dan normal.
Dengan adanya teknik yang lebih
mutakhir serta alat setatistik yang lebih maju, membuat penelitian komparatif
dapat mengadakn estimasi terhadap parameter-parameter hubungan kausal secara
lebih efektif.
Disamping keunggulan-keunggulan, penelitian komparatif
mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain sebagai berikut.
Karena penelitian komparatif
sefatnya ex post facto, maka penelitain tersebut tidak mempunyai
kontrol terthadap variabel bebas. Peneliti hanya berpegang pada penampilan
variabel sebagaimana adanya, tanpa kesempatan mengatur kondisi ataupun
mengadakan manipulasi terhadap bebrapa variabel. Karena itu, sipenelitia
diharapkan mempunyai cukup banyak alas an dalam mempertahankan hasil
hubungan-hubungan kasual yang ditemukan, dan dapat mengajukan
hipotesis-hipotesis saingan untuk membuat jastifikasi terhadap
kesimpulan-kesimpulan yang ditarik.
1. Sukar
memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor suatu hubungan kausal yang
diselidiki benar-benar relaevan.
2. Karena
faktor-faktor bukan bekerja secara merdeka tetapi saling berkaitan antara satu
dengan lain, maka interaksi antar faktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau
akibat terjadinya suatu fenomena sukar diketahui. Bahkan akibat dari faktor
ganda, bisa saja dikarenakan oleh faktor diluar cakupan penelitian yang
bersangkutan.
3. Adakalanya
dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi belum tentu bahwa
hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab-akibat. Mungkin saja hubungan
variabel tersebut dikarenakan oleh adanya keterkaitan dengan faktor-faktor lain
diluar itu. Dilain pihak, andai kata pun telah diketemukan bahwa hubungan
antara faktor-faktor adalah hubungan sebab-akibat, tetapi masih sukar untuk
dipisahkan faktor mana sebagai penyebab dan faktor mana yang merupakan akibat
4. Mengkatagorisasikan
subjek dalam dikotomi (misalnya, dalam katagori demokrasi dan otoriter, pandai
bodoh, tua-muda, dan sebagainya) untuk tujuan perbandingan, dapat menjurus
kepada pengambilan keputusan dan kesimpulan yang salah akibat katagori-katagori
dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat kabur, bervariasi, samar-samar,
mengahendaki valuejudgement, dan tidak kokoh.
Langkah-langkah pokok dalam studi komparatif adalah
sebagai berikut,
1. Rumuskan dan
definisikan masalah.
2. Rumuskan
kerangka troritis dan hipotesis-hipotesis serta asumsi-asumsi yang dipakai.
3. Buatlah
rancangan penelitian:
Pilih subjek yang digunakan dengan
teknik pengumpulan data yang diinginkan;
Kategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau
hal-hal lain yang sesuai dengan masalah-masalah yang ingin dipecahkan, untuk
memudahkan analisis sebab-akibat.
·
Uji hipotesis, buat interpretasi terhadap hubungan
dengan teknik statistic yang tepat.
·
Buat gegeralisasi, kesimpulan, serta implikasi
kebijakan.
·
Susun laporan dengan cara penulisan ilmiah.
Dalam penelitian komparatif, sering digunakan teknik
korelasi, Dalam penelitian komparatif, sering digunakan teknik korelasi, yaitu
meneliti derajat ketergantungan dalam hubungan-hubungan antarvariabel dengan
menggunakan koefisien korelasi. Namun, perlu dijelaskan bahwa penggunaan
koefisien korelasi hanya menyatakan tinggi rendahnya ketergantungan antar
variabel yang diuji, tetapi tidak menyatakan ada tidaknya hubungan yang
terjadi. Ini berbeda dengan penggunaan metode eksperimental. Pada metode
eksperimental, peneliti dapat menguji ada tidaknya efek tertentu. Dengan
demikian, penggunaaan teknik korelasi dalam penelitian komparatif mengandung
kelemahan-kelemahan, antara lain sebagai berikut.
a.
Menjurus pada keterbiasaan menggunakan teknik korelasi
dengan memasang variabel apa saja tanpa pilih yang menjurus pula interpretasi
yang salah.
b.
Tidaknya adanya kontrol terhadap variabel bebas, dan tidak
dapat melihat ada tidaknya hubungan kausal antar variabel. Peneliti tidak dapat
mengenai yang mana variabel bebas dan mana variabel dependen.
5. Penelitian Analisis kerja dan aktivitas
Analisis Kerja dan Aktivitas (job and activity
analysis), merupakan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif.
Penelitian itu ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan
pekerjaan manusia. Dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan
rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang. Penenlitian
perkejaan di bidang industri dinamakan job analysis (analisis
pekerjaan), sedangkan penelitian di bidang pertanian , disebut analysis
aktivitas (activity analysis). Analysis aktivitas juga mencakup analysis
pekerjaan dibidang jasa, seperti pendidikan, peleyanan kesehatan, dan
sebagainya.
Dalam penelitian ini, studi yang mendalam dilakukan
terhadap kelakuan-kelakuan pekerjaan, buruh, petani, guru, dan lain-lain
terhadap gerak-gerik mereka dalam melakukan tugas, penggunaan waktu secara efisien
dan efektif, dan sebagainya. Data mengenai hal-hal yang ini diselidiki,
kemudian dianalisis, diberikan interpretasi, dan diadakan generalisasi dalam
rangka menetapkan sifat-sifat dan keriteria-keriteria pekerjaan yang baik,
rencana upgrading,keseimbangan berusaha dan bekerja serta aktivitas
sangat berkembang pada masa sesudah Perang Dunia I, dengan tujuan untuk
mengadakan klsifikasi pekerjaan dan pekerjaan secara lebih efektif.
Studi Waktu Gerakal.
Studi Waktu dan gerakan (time and motion study)
adalah penelitian dengan metode deskriptif yang berusaha untuk menyelidiki
efisien produksi dengan mengadakan studi yang mendetail tentang penggunaan
waktu serta perilaku pekerja dalam proses produksi. Gerak-gerak utama dalam
pekerjaan diamati, dicatat, dilukiskan, serta dianalisis. Generalisasi dan
interpretasi tentang waktu yang digunakan serta gerak-gerak utama yang terjadi,
sehingga suatu kesimpulan tentang gerak-gerak yang diperlukan dalam pekerjaan,
gerak-gerak yang tidak diperlukan yang dapat menghambat pekerjaan serta
saran-saran dalam rangka memperbaiki pekerjaan dan menambah efisiensi kerja.
Dalam rangka efisisensi, juga perlu dikaji alat-alat produksi yang digunakan,
serta bagaimana alat-alat produksi tersebut diatur demi peningkatan efisisensi
kerja.
C. Kriteria Pokok Metode Deskriptif
Metode deskriptif mempunyai beberapa pokok, yang dapat
dibagi atas kriteria umum dan kriteria khusus. kriteria tersebut adalah sebagai
berikut
Kriteria umum
Kriteria umum dari penelitian dengan metode deskriptif
adalah sebagai berikut.
1. Masalah yang
dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas.
2. Tujuan
penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum.
3. Data yang
digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini.
4. Standar yang
digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas.
5. Harus ada
deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan.
6. Hasil
penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam mengumpulkan
data maupun dalam menganalisis data serta studi kepustakaan yang dilakukan.
Deduksi logis harus jelas hubungannya dengan kerangka teoritis yang digunakan
jika kerangka teoritis untuk itu telah dikembangan.
1. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dari metode deskriptif adalah sebagai
berikut.
a. Prinsip-prinsip
ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value).
b. Fakta-fakta
ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status.
c. Sifat
penelitian adalah ex post facto, karena itu, tidak adalah
kontrol terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau
menipulasi terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.
Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif
Dalam melaksanakan penelitian deskriptif, maka
langkah-langkah umum yang sering diikuti adalah sebagai berikut.
a. Memilih dan
merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut
serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.
b. Menentuan
tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus
konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah
c. Memberikan
limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian
deskriptif tersebut akan dilaksanakan. Termasuk didalamnya daerah geografis
dimana penelitian akan dilakukan, batasan-batasan kronologis ukuran tentang dalam
dangkal, serta seberapa utuh daerah penelitian tersebut akan dijangkau.
d. Pada bidang
ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan kerangka
teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunan dalam bentuk
hipotesis-hipotesis untuk diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah
berkembang baik, maka kerangkan analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk
model matematika.
e. Menulusuri
sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin
dipecahkan.
f. Merumuskan hipotesis-hipotesis
yang diuji, baik secara emplisit maupun secara implicit.
g. Melakukan
kerja lapangan untuk megumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data yang
cocok untuk penelitian.
h. Membuat
tabulasi serta analisis statistic dilakukan terhadap data yang telah
dikumpulkan. Kurangi penggunaan statistic sampai kepad batas-batas yang dapat
dikerjakan dengan unit-unit pengukuran yang sepadan.
i.
Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya
dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh
serta refrensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.
D. Menentukan Populasi dan Sampel
Populasi
adalah keseluruhan subjek atau objek yang menjadi pusat perhatian penelitian.
Populasi dapat berupa himpunan orang, benda, kejadian, gejala, kasus, waktu,
tempat. Populasi dapat berstatus sebagai objek penelitian jika populasi
tersebut sebagai substansi yang diteliti. Populasi penelitian dapat berstatus
sebagai sumber informasi. Dalam penelitian survey, orang atau sekelompok orang
biasanya berfungsi sebagai sumber informasi tentang hal-hal yang berkaitan
dengan dirinya atau fenomena yang berkaitan dengan dirinya. (Ibnu, Mukhadis dan
Dasna: 2003).
Pelibatan
populasi dalam suatu penelitian merupakan suatu yang ideal. Tetapi dalam suatu
penelitian seringkali tidak dapat menjangkau populasi karena jumlahnya sangat
besar. Dengan beberapa pertimbangan, memungkinkan penelitian populasi tidak
perlu dilakukan. Pertimbangan tersebut adalah pertimbangan akademik, yaitu
berlakunya inferensi statistik dan pertimbangan non akademik yaitu keterbatasan
tenaga, waktu, biaya dukungan logistik dan kepraktisan. (Ibnu, Mukhadis dan
Dasna: 2003). Maka penelitian dapat hanya menjangkau sebagian dari
populasi. Sebagian populasi tersebut adalah sampel. Sampel merupakan
bagian dari populasi atau sejumlah anggota populasi yang mewakili populasinya.
Karena sampel mewakili populasi maka sampel harus dipilih sesuai dengan
karakteristik populasi tersebut. Sehingga sampel tersebut benar-benar
representatif, artinya sampel tersebut mencerminkan keadaan populasi secara
cermat.
Cara pengambilan sampel (sampling)
dibedakan menjadi dua yaitu random sampling dan non-random sampling. Dalam
random (acak) sampling, setiap individu anggota populasi mempunayi kesempatan
(probabilitas) yang sama untuk menjadi sampel. Dalam non-random sampling,
kesempatan setiap individu anggota populasi menjadi sampel tidak sama. Yang
termasuk random sampling adalah simple random sampling (acak sederahana),
systematic random sampling, stratified random sampling (acak stratifiasi atau
bertingkat), cluster random sampling (acak rumpun atau kelompok) dan multistage
random sampling (acak gabungan berbagai cara). Yang termasuk non-random
sampling adalah sampling seenaknya, purposif sampling (sampling bertujuan),
quota sampling..
Dalam
penelitian deskriptif, sampel sebagai sumber data seringkali disebut responden,
tergantung pada cara pengambilan data. Besarnya sampel tergantung dari
homogenitas karakteristik populasi. Semakin homogen karakteristik
populasi, semakin sedikit sampel yang perlu diambil. Sebaliknya, semakin hiterogen
karakteristik populasi, semakin besar sampel yang harus diambil.
E.Kelebihan Dan Kekurangan Deskriptif Survey
Kelebihan Deskriptif Survey :
a.
Relatif murah
b.
Deskripsi populasi besar tidak ada metode lain
memiliki kemampuan ini.
c.
Menjangkau lokasi terpencil dengan menggunakan
surat,email atau telepon.
d.
Sampel sangat besar memberi hasil signifikan secara
statistik bahkan ketika menganalisis beberapa variabel.
e.
Banyak pertanyaan diterapkan mengenai suatu topik
sehingga memiliki fleksibilitas tinggi.
f.
Pertanyaan standar membuat pengukuran lebih tepat.
g.
Memiliki kemampuan tinggi dalam
mengeliminasisubjektifitas penilitian.
Kekurangan Deskriptif Survey :
a.
Standarisasi metodologi memaksa peneliti merancang
pertanyaan umum sehingga menghapus keunikan tiap responden.
b.
Survei yang fleksibel membutuhkan desain administrasi
stabil sepanjang pengumpulan data.
c.
Peneliti harus memastikan bahwa sejumlah besar sampel
memberikan respon (bebas respon bias.)
d.
Sulit bagi responden mengingat informasi atau
mengatakan kebenaran tentang pertanyaan kontrovrsial.
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas kita dapat
melihat dengan jelas bahwa penelitian tindakan berurusan langsung dengan
praktik di lapangan dalam situasi alami. Penelitiannya adalah pelaku praktik
itu sendiri dan pengguna langsung hasil penelitiannya dengan lingkup ajang
penelitian sangat terbatas. Yang menonjol adalah penelitian tindakan ditujukan
untuk melakukan perubahan pada semua diri pesertanya dan perubahan situasi
tempat penelitian dilakukan guna mencapai perbaikan praktik secara inkremental
dan berkelanjutan
DAFTAR PUSTAKA
Consuelo,
G. Sevilla, dkk. 1981. Pengantar metode penelitian. Malang: Intan pariwara.
http://bilalkah.blogspot.com/2009/03/jenis-jenis-penelitian_06.html
http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/penelitian-deskriptif/
Moh. Nazir. 2005. Metode penelitian .Jakarta: Galia Indonesia.
Nawawi, Hadari. Dkk. 1994. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada Press
Suryabrata, Sumadi. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Syaudih, Nana Sukmadinata. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Surkhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarto.
Vredenbregt. J. 1978. Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
PERTANYAAN
1. Apa
kesulitan dalam melakukan penelitian diskriptif
2. Apa
keunggulan dan kekurangan dalam deskriptif survey
3. Apa
permasalhan yang terjadi dalam penelitian deskriptif
4. Apa kendala
dalam melakukan metode deskriptif
berkesinambungan
5. Apa yang di
maksud purposi sampling
6. Apa tujuan
penelitian deskriptif
7. Apa yang
dimaksud penelitian study kasus
JAWABAN
1. Kesulitan
dalam metode deskriptif adalah saat pengambilan data popolasi dan sampel karena
dalam hal ini menggunakan cara yang
sederhana,seperti random sampel yang harus mencari data secara acak namun harus
memiliki data keseluruhan.
2. Keunggulan:penelitian ini merangkap metode
penilitian lebih luas sehingga tidak merangkap satu metode dan mempermudah
penelitian.
Kekurangan:dalam proses penilitian di butuhkan waktu yang lama
dalam proses penelitian.
3.Waktu dan
tenaga karena pnelitian di lakukan pada masalah sosial dan melihat atau
memperhatikan perubahan secara detail dalam masyarakat sosial.
4.Kurangnya
sampel obyek yang di teliti karena masalah sosial yang rumit.
5.Sampel
bertujuan.
6.Bertujuan
untuk memberikan gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif.
7.studi yang
memberikan gambaran secara mendetail latar belakang,sifat serta
karakter-karakter yang khas dari kasus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar