PENGARUH METODE LATIHAN PUKULAN DAN KELINCAHAN
TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN
BULUTANGKIS ATLET TINGKAT PEMULA
THE EFFECT OF STROKE AND AGILITY EXERCISE METHOD ON THE
PLAYING BADMINTON SKILLS OF BEGINNER LEVEL ATHLETES
Dhedhy Yuliawan
Universitas Nusantara PGRI
Yogyakarta
Dhedhy_07@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan pengaruh
antara metode drill dan metode strokes terhadap keterampilan bermain
bulutangkis atlet tingkat pemula, (2) perbedaan peningkatan keterampilan bermain
bulutangkis antar atlet yang memiliki kelincahan tinggi dan kelincahan rendah,
(3) interaksi antara metode latihan dan kelincahan terhadap keterampilan
bermain bulutangkis atlet tingkat pemula. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2x2. Populasi dalam
penelitian ini adalah atletklub PB. Manunggal, PB. Natura dan PB. Surya Mataram
yang berjumlah 46 atlet. Besarnya sampel yang diambil sebanyak 24 atlet. Teknik analisis data
penelitian ini menggunakan Uji t dan ANAVA. Hasil penelitian sebagai
berikut: (1) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode drill dan metode strokes terhadap peningkatan keterampilan bermain bulutangkis, (2) ada perbedaan keterampilan bermain bulutangkis atlet
pemula yang memiliki kelincahan tinggi dan kelincahan rendah, (3) tidak
ada interaksi antara metode latihan dan kelincahan terhadap keterampilan
bermain bulutangkis atlet tingkat pemula.
Kata
Kunci: Metode
Drill, Metode Strokes, Kelincahan, Bulutangkis
ABSTRACT
This study aims to find out: (1) the difference in
the effects of drill and strokes methods on the
playing badminton skills, (2) the difference in the improvement of playing
badminton skills between high and low agility, (3) the interaction between the
exercise method and the agility on the improvement of playing badminton skills. The study employed the
experimental method with 2 x 2 factorial design. The research population
comprised 46 athletes from PB. Manunggal, PB. Natura and PB. Surya Matarm
clubs. The sample, consisting of 24 athletes. The data in this study were
analyzed using t test and ANOVA. The results of the study are as follows: (1) There
is a significant difference in the effects of drill and strokes methods on the playing badminton
skills, (2) There is a significant
difference in the improvement of playing badminton skills between high
and low agility , (3) there is no interaction
between the exercise method and the agility on the improvement of playing
badminton skills.
Keywords: Drill Methods, Stroke
Methods, Agility, Badminton
PENDAHULUAN
Bulutangkis merupakan salah satu olahraga populer di dunia.
Bulutangkis mampu memberikan peran dalam menyatukan sosialitas hampir di semua
kalangan. Dalam bidang olahraga, bulutangkis
merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak dimainkan dimasyarakat dalam
berbagai tingkatan sosial. Bulutangkis dapat menembus masyarakat kalangan bawah
sampai masyarakat kalangan atas. Hampir di setiap negara, bulutangkis mampu
memberikan perannya yang positif untuk mengubah pandangan individu yang negatif
menjadi satu hal yang dapat memberikan sumbangan karya.
Permainan bulutangkis adalah sebuah permainan di mana pelaksanaannya
menggunakan alat yang disebut raket dan kok (Shuttle cock). Permainan dapat dilakukan satu lawan satu (single) atau dua lawan dua (doble). Raket
adalah alat yang terbuat dari alumunium atau serat karbon yang berbentuk
tongkat yang mempunyai kepala, dan pada bagian kepala tersebut terdapat senar
yang dililitkan pada bagian kepala raket. Raket memiliki fungsi sebagai alat
memukul kok. Kok adalah bulu
angsa yang ditancapkan pada bagian pinggir gabus yang berbentuk setengah bola
dan sebagai objek yang dipukul dalam permainan bulutangkis. Tujuan permainan
bulutangkis sendiri adalah untuk memukul sebuah kok menggunakan raket, melewati net ke arah wilayah lawan, sampai lawan tidak
dapat mengembalikannya.
Pemain bulutangkis yang handal diperlukan berbagai macam
persyaratan, salah satunya adalah penguasaan teknik dasar permainan
bulutangkis. Dalam cabang olahraga bulutangkis terdapat berbagai teknik dasar, di
antaranya teknik service, smash,
lob, drop, dan gerak kaki.
Sebagaimana dikemukakan Sapta Kunto Purnama (2010, p13)
bahwa “Teknik dasar keterampilan bulutangkis yang harus dikuasai pemain
bulutangkis antara lain: (1) sikap berdiri (stands)
(2) teknik
memegang raket,
(3) teknik memukul bola, (4) teknik langkah kaki (Footwork)..
Dalam rangka mencapai kemampuan teknik bulutangkis dibutuhkan
komponen-komponen fisik yang menunjang untuk tercapai prestasi tinggi. Pemain bulutangkis dituntut
mengembangkan komponen fisik: (1) Kelincahan, (2) dayatahan otot lokal, (3)
dayatahan cardiovascular, (4)
kekuatan, (5) power, (6) kecepatan,
(7) fleksibilitas, (8) komposisi tubuh (Sapta Kunto Purnama, 2010:
p1). Sehubungan dengan pengembangan
faktor-faktor kondisi fisik tersebut, maka diharapkan mampu memberikan peningkatan dalam keterampilan
bermain bulutangkis.
Dalam upaya pencapaian prestasi tinggi, di Indonesia terdapat
Perkumpulan Bulutangkis (PB) di setiap daerah. Di Perkumpulan Bulutangkis
memberikan pelatihan-pelatihan yang intensif untuk menciptakan atlet-atlet
handal agar mampu berperan dalam pencapaian prestasi perbulutangkisan di
Indonesia. Upaya meningkatkan prestasi di PB Manunggal Bantul, PB Surya
Mataram, PB Natura sudah dilaksanakan, di antaranya peningkatan fisik, teknik,
mental dan pelatihan secara rutin. Selain itu PB Manunggal Bantul, PB Surya
Mataram, dan PB Natura juga telah menghasilkan atlet-atlet berprestasi dan
mengikuti kejuaraan-kejuaraan. Sehubungan anak latih dari Perkumpulan
Bulutangkis cukup banyak dan bermacam-macam tingkat keterampilannya, maka masing-masing
Perkumpulan Bulutangkis memberikan kelas-kelas latihan pada atletnya. Mengingat
keterampilan atlet di Pekumpulan Bulutangkis tersebut berbeda-beda. Pelaksanaan
pelatihan di PB Manunggal Bantul, PB Surya Mataram, dan PB Natura klasifikasi
kelas atlet dibeda-bedakan menurut kelas masing-masing.
Sistem pelatihan dalam Perkumpulan Bulutangkis yang sering digunakan
untuk melatih keterampilan teknik pukulan dengan menggunakan pendekatan metode
latihan drill. Sedangkan untuk metode
strokes lebih sedikit diberikan dalam
porsi latihan. Dalam pelatihan pelatih memberikan porsi yang sama antara
tingkatan atlet pada saat latihan menurut keterampilan bukan menurut
klasifikasi umur. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti tentang
efisiensi metode latihan yang digunakan untuk melatihkan keterampilan pukulan
dan dapat memberikan porsi latihan yang tepat pada setiap tingkatan usia
khususnya pada usia pemula. Melihat dalam sistem pelatihan di perkumpulan
bulutangkis yang berada di daerah pinggiran cenderung monoton dan kurang
memperhatikan prinsip-prinsip latihan yang sesuai dengan kondisi di lapangan.
Melalui penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan pengertian tentang
metode latihan yang efektif dan efisien dalam melatihkan keterampilan bermain
bulutangkis atlet tingkat pemula.
Latihan, Bulutangkis, Metode Drill, Metode Stroke, dan
Kelincahan
Sedangkan menurut Djoko Pekik Iriyanto (2002, p11-12) latihan adalah proses pelatihan dilaksanakan secara teratur,
terencana, menggunakan pola dan sistem tertentu, metodis serta berulang seperti
gerakan yang semula sukar dilakukan, kurang koordinatif menjadi semakin mudah,
otomatis, dan reflektif sehingga gerak menjadi efisien dan itu harus dikerjakan
berkali-kali. Birch, MacLaren, dan
George (2005: 1) menjelaskan bahwa“exercise physiology is the dicipline involving the
examination of how physical activity, exercise influences the structure and
function of the human body
PBSI (2001, p9) menjelaskan bahwa
“permainan bulutangkis adalah upaya untuk memasukkan kok ke bidang permainan
lawan, tanpa kok itu tidak bisa dikembalikan”. Bulutangkis adalah permainan
yang menggunakan alat untuk pelaksanaannya.
Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan
terhadap apa yang telah dipelajari atlet sehingga memperoleh suatu keterampilan
tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang.
Bila situasi latihan diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang
berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan (). , 2009Latihan pola pukulan ini dilakukan secara sederhana terlebih dahulu,
yaitu dengan cara saling memberi umpan yang sederhana dan mudah. Permainan bulutangkis
adalah olahraga yang membutuhkan keterampilan yang bagus dalam pelaksanaannya.
Di samping menguasai keterampilan yang bagus, pemain dituntut memiliki kondisi
fisik yang prima dan faktor yang menunjang dalam keberhasilannya. Bulutangkis
mempunyai ciri gerakan yang eksplosif dan sewaktu-waktu dapat berubah sesuai
dengan kondisi permainan. Untuk itu pemain diwajibkan memiliki kondisi yang bagus
dan keterampilan yang menunjang.
Kelincahan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang berperan
penting terutama pada cabang olahraga permainan termasuk bulutangkis, khususnya
pada saat mengejar kok ke depan maupun ke belakang. Kelincahan adalah kemampuan
seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak
tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan ini berkaitan erat antara kecepatan
dan kelentukan. Tanpa unsur keduanya baik, seseorang tidak dapat bergerak
dengan lincah. Selain itu, faktor keseimbangan sangat berpengaruh terhadap
kemampuan kelincahan seseorang. Menurut Gibney (2011, p20) bahwa “Agility is Generally an expression of excellent movement. More specifically
described as the combined sum of strength, speed, balance, flexibility and all
other athletic abilities”. Sedangkan dari sumber
lain kelincahan (agility)
adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat
pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan (Budi Sutrisna, Muhammad
Basin Khafadi, 2010, p139).
Sedangkan menurut Ismaryati (2008, p76) bahwa “kelincahan didefiniskan sebagai kemampuan untuk mengubah
kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat,
sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan keseimbagan”.
Sedangkan Widiastuti (2011, p125) menuliskan bahwa “agility atau kelincahan adalah kemampuan
untuk mengubah arah atau posisi tubuh dengan cepat yang dilakukan bersama-sama
dengan gerakan lainnya”. Jika dilihat dari pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah dan posisi
tubuhnya dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, sesuai dengan situasi dan
kondisi yang dihadapai di lapangan tertentu tanpa kehilangan keseimbangan
tubuh.
Kerangka Berpikir
Permainan buulutangkis merupakan permainan yang membutuhkan
keterampilan bermain yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor dari setiap
individu dapat mempengaruhi keberhasilan latihan. Disamping itu faktor dari
pelatih dan metode latihan juga berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan
bermain. Metode latihan yang digunakan dalam meningkatkan keterampilan bermain
bulutangkis adalah metode latihan pukulan yang terdiri dari metode drill dan metode stroke. Porsi latihan yang berbeda dalam penggunaan metode latihan
tersebut menjadikan dasar masalah penelitian tersebut. Kedua metode latihan ini
memberikan pengaruh dalam meningkatkan keterampilan pukulan dalam permainan
bulutangkis. Penggunaan metode latihan pukulan yang tepat akan berpengaruh
dalam meningkatkan keterampilan bermain bulutangkis. Sehingga terdapat
perbedaan pengaruh antara metode drill
dan metode stroke terhadap
peningkatan bermain bulutangkis.
Kelincahan juga merupakan salah satu komponen penting dalam
permainan bulutangkis. Komponen fisik dalam bulutangkis bermacam-macam, dan
kelincahan adalah salah satu komponen dalam menunjang keberhasilan permainan
bulutangkis yang baik. Kelincahan berperan penting dalam gerak bulutangkis.
Mengingat bulutangkis adalah permainan yang menggunakan gerak yang eksplosif
dan membutuhkan gerak cepat secara tiba-tiba, maka kelincahan berperan untuk
keberhasilan gerakan tersebut. Sehingga ada perbedaan peningkatan keterampilan
bermain bulutangkis antara atlet yang memimiliki kelincahan tinggi dengan
kelincahan rendah.
Metode latihan pukulan untuk meningkatkan keterampilan bulutangkis
harus didukung dengan komponen fisik kelincahan. Kelincahan yang baik
mempengaruhi dari hasil keterampilan bermain bulutangkis. Karena kelincahan
akan mempunyai pengaruh yang positif dalam keberhasilan permainan bulutangkis
dan teknik pukulan yang efektif dan efisien. Dengan metode latihan pukulan
dengan didukung kelincahan yang baik, maka akan mempengaruhi keterampilan
bermain bulutangkis. Sehingga ada interaksi antara metode latihan pukulan dan
kelincahan terhadap keterampilan bermain bulutangkis.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir maka diajukan
hipotesis penelitian sebagai berikut.
1.
Ada perbedaan pengaruh
keterampilan bermain bulutangkis antara metode latihan drill dan metode latihan stroke.
2.
Ada perbedaan peningkatan
keterampilan bermain bulutangkis antara atlet yang memiliki kelincahan tinggi
dan kelincahan rendah.
3.
Ada interaksi antara metode
latihan dan kelincahan terhadap keterampilan bermain bulutangkis atlet pemula.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini termasuk dalam penelitian eksperimen
dengan menggunakan rancangan faktorial 2 x 2. Menurut Donald, Luchy, Asghar
(2007, p389) masing-masing
dari kedua variabel bebas itu mempunyai dua nilai.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di PB Surya Mataram, PB Natura dan PB
Manunggal Bantul.
Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini menggunakan populasi seluruh anak latih
tingkat Pemula yang aktif latihan PB Surya Mataram, PB Natura dan PB Manunggal
Bantul, yang berjumlah sebanyak 46 anak latih putra. Terdiri dari 24 anak latih
berada di PB. Manunggal, 10 anak latih berada di PB. Surya Mataram dan 12 anak
latih di PB. Natura.
Besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah 27% batas atas dan 27% batas bawah setelah dilakukan tes kelincahan pada
populasi (Miller 2002, p 68). Berdasarkan klasifikasi tesebut didapatkan 6 anak latih dengan kelincahan tinggi, 6
anak latih kelincahan rendah pada PB. Manunggal dan 6 anak latih kelincahan
tinggi, 6 anak latih kelincahan rendah pada PB. Surya Mataram dan PB. Natura. Penelitian ini dibagi menjadi 4 kelompok
perlakuan, kelompok 1 metode drill
dengan kelincahan tinggi (A1B1) dipandu oleh seorang pelatih dilaksanakan di PB
Manunggal Bantul, kelompok 2 metode strokes
dengan kelincahan tinggi (A1B2) dipandu oleh seorang pelatih dilaksanakan di PB
Manunggal Bantul, Kelompok 3 metode drill
dengan kelincahan rendah (A2B1) dipandu oleh dua orang pelatih dilaksanakan di
PB Surya Mataram dan PB Natura, kelompok 4 metode strokes dengan kelicahan rendah (A2B2) dpandu oleh dua orang
pelatih dilaksanakan di PB Surya Mataram dan PB Natura. Dalam pelaksanaan
program latihan pelatih diundi secara random sehingga setiap pelatih mempunyai
peluang yang sama dalam mengawasi anak latih dalam pelaksanaan program latihan.
Teknik Pengumpulan Data
1.
Data
Kelincahan
Instrumen kelincahan adalah menggunakan agility test dengan ukuran jarak lari
setengah bagian dari lapangan bulutangkis (Sapta Kunto Purnama, 2010, p3). Langkah-langkah dari pelaksanaan tes
tersebut adalah: (a) Testee bergerak
dari titik A dengan start melayang, (b) Testee
berlari sprint ke arah titik B,
C, D dan kembali ke titik A, (c) Sprint dilakukan
dua kali putaran melewati titik serperti pada putaran pertama, (d) Waktu
dimulai saat tester memberi aba-aba
“ya” dan berhenti saat testee selesai
dua kali putaran setelah melewati titik D, (e) Waktu yang dicatat menunjukan
hasil tes. Satuan dari hasil tes kelincahan adalah detik atau waktu.
2.
Data
Keterampilan Bermain Bulutangkis
Instrumen dalam pengambilan data
keterampilan bermain bulutangkis memakai tes keterampilan milik Frank M.
Verducci yang diambil dari Sapta Kunto Purnama (2010, p29).
Teknik Analisis
Data
Setelah peneliti melakukan penelitian dan semua data terkumpul, maka
teknik analisis data menggunakan
teknik analisis varian (anava) dua jalur pada
α = 5%. Jika F yang diperoleh (F0) signifikan analisis
dilanjutkan dengan uji perbedaan seluruh kelompok dan antar dua kelompok yaitu
dengan Uji t dan Anava dua jalur. Untuk memenuhi asumsi dalam teknik anava,
maka sebelumnya dilakukan uji normalitas dengan uji Lilliefors dan uji Homogenitas varians dengan uji Bartlett.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini terdiri dari 1
variabel penelitian, yaitu Keterampilan bermain bulutangkis. Adapun data
penelitian yang terkumpul terdiri dari 4 kelompok data, yaitu kelompok A1B1
yang diberikan latihan dengan metode latihan drill dengan kelincahan tinggi, kelompok A1B2 yang diberikan latihan dengan metode latihan drill
dengan kelincahan rendah, kelompok
A2B1 yang diberikan latihan dengan metode latihan strokes dengan kelincahan tinggi, dan kelompok A2B2 yang diberikan latihan dengan metode latihan strokes
dengan kelincahan rendah. Semua
kelompok data terdiri dari data selisih pre
test dengan post test, yaitu
nilai peningkatan dari saat pre test
dan setelah post test. Deskripsi data
akan menyajikan nilai maksimum, nilai niminum, mean, median, modus, dan standar deviasi dari data yang terkumpul.
Dengan demikian gambaraan data akan terlihat jelas. Selain itu juga akan mudah
membandingkan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
Berikut hasil deskriptif data penelitian yang diperoleh dari analisis Frekuensi:
1.
Kelompok A1B1
Deskripsi data kelompok A1B1 dengan metode latihan drill
dengan kelincahan tinggi memperoleh nilai maksimum = 39,57;
nilai minimum = 9,12; mean = 22,29; median = 17,58; modus = 9,12 dan nilai standar deviasi = 11,92.
2.
Kelompok A1B2
Deskripsi data kelompok A1B2 dengan metode latihan drill
dengan kelincahan rendah memperoleh nilai maksimum = 37,82;
nilai minimum = - 15,59; mean = 3,44; median = - 2,57; modus = - 15,59 dan nilai
standar deviasi = 19,87.
3.
Kelompok A2B1
Deskripsi data kelompok A2B1 dengan metode latihan strokes
dengan kelincahan tinggi memperoleh nilai maksimum = 19,81;
nilai minimum = - 15,57; mean = 1,12; median = 0,11; modus = - 15,57 dan nilai
standar deviasi = 13,66.
4.
Kelompok A2B2
Deskripsi data kelompok A2B2 dengan metode latihan strokes
dengan kelincahan rendah memperoleh nilai maksimum = -7,02;
nilai minimum = - 46,45; mean = - 26,84; median = - 29,43; modus = - 46,45 dan nilai
standar deviasi = 13,23.
Uji Pra Syarat
Uji
normalitas dilakukan menggunakan rumus Liliefors dengan program SPSS16. Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05. Berikut akan disajikan hasil uji normalitas yang diperoleh.
Variabel /
Kelompok
|
Liliefors
|
Sig
|
Ket
|
A1B1
|
0,284
|
0,141
|
Normal
|
A1B2
|
0,273
|
0,182
|
Normal
|
A2B1
|
0,224
|
0,200
|
Normal
|
A2B2
|
0,230
|
0,200
|
Normal
|
Uji homogenitas dilakukan pada kedua kelompok data
yang hendak diuji beda. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan Levene Statistik. Kriteria
pengambilan keputusan diterima apabila nilai nilai p > 0,05. Berikut hasil uji homogenitas yang
diperoleh:
Variabel
|
Levene Statistic
|
Sig
|
Ket
|
A1B1
|
0,750
|
0,535
|
Homogen
|
A1B2
|
|||
A2B1
|
|||
A2B2
|
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji homogenitas
menunjukkan bahwa nilai signifikansi atau nilai probability (p) yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (p
> 0,05). Dengan demikian maka dapat disimpulkan
bahwa varians data dalam penelitian ini adalah homogen.
Hasil Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan 2
cara, yaitu uji t dan Anava. Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan dari
kedua kelompok data, sementara Uji Anova digunakan untuk mengetahui perbedaan
dari keempat kelompok. Perbedaan antar kelompok ini dapat dikethui juga latihan
mana yang paling efektif untuk meningkatkan keterampilan bermain bulutangkis
seseorang. Hasil analisis dikatakan signifikan apabila nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil
dari 0,05 (p<0,05).
1.
Perbedaan
pengaruh latihan metode drill dan
latihan strokes terhadap keterampilan
bermain bulutangkis
Hipotesis pertama
berbunyi “ada perbedaan pengaruh latihan metode drill dan latihan strokes
terhadap keterampilan bermain bulutangkis”. Dalam uji ini menggunakan uji t,
dengan kriteria pengujian adalah apabila nilai Sig lebih besar dari 0,05.
diperoleh nilai t hitung sebesar 3,324 dengan nilai Signifikansi 0,003. Hasil
penghitungan tabel nilai Sig yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima, artinya ada perbedaan
pengaruh latihan metode drill dan
latihan strokes terhadap keterampilan
bermain bulutangkis.
2.
Perbedaan
peningkatan keterampilan bermain bulutangkis antara kelincahan tinggi dan
kelincahan rendah.
Hipotesis kedua berbunyi
“ada perbedaan peningkatan keterampilan bermain bulutangkis antara kelincahan
tinggi dan kelincahan rendah”. Dalam uji ini menggunakan uji t, dengan kriteria
pengujian adalah apabila nilai Sig lebih besar dari 0,05. Diperoleh nilai t
hitung sebesar 2,901 dengan nilai Signifikansi 0,008. Ternyata nilai Sig yang
diperoleh lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
hipotesis diterima, artinya ada perbedaan peningkatan keterampilan bermain
bulutangkis antara kelincahan tinggi dan kelincahan rendah.
3.
Ada
interaksi antara metode latihan dan kelincahan terhadap keterampilan bermain
bulutangkis
Hipotesis ketiga berbunyi
“ada interaksi antara metode latihan dan kelincahan terhadap keterampilan
bermain bulutangkis”. Untuk uji interaksi antara
variabel, apabila probabilitas > 0,05 maka antar variabel tidak ada interaksi. Apabila
probabiltas < 0,05 maka antar variabel terdapat interaksi. diperoleh bahwa nilai F hitung pada interaksi metode latihan dan kelincahan
sebesar 0,553 dengan nilai Signifikansi
yang diperoleh sebesar 0,466 adalah lebih besar dari 0,05 (p>0,05).
Didapat
probabilitas 0,466 maka dapat disimpulankan
bahwa hipotesis ditolak, artinya tidak ada interaksi antara variabel metode latihan dan kelincahan (0,466 > 0,05).
Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan metode drill dan latihan strokes terhadap keterampilan bermain bulutangkis atlet tingkat pemula, mengetahui perbedaan peningkatan keterampilan bermain bulutangkis antara kelincahan tinggi dan
kelincahan rendah atlet tingkat pemula, mengetahui pengaruh metode latihan dan kelincahan
terhadap keterampilan bermain bulutangkis atlet tingkat
pemula, dan mengetahui interaksi antara metode latihan dan kelincahan terhadap
keterampilan bermain bulutangkis atlet tingkat pemula.
Hasil pengujian hipotesis yang
pertama diperoleh hasil bahwa hipotesis diterima, yaitu ada perbedaan pengaruh latihan metode drill
dan latihan strokes terhadap
keterampilan bermain bulutangkis atlet tingkat
pemula. Hal ini dikarenakan pada
latihan metode drill anak latih
ditekankan untuk mengulang gerakan sampai benar. Selain itu pada metode drill juga sesekali dilakukan koreksi
sehingga gerakan yang dilakukan semakin benar. Atlet berkonsentrasi pada
kebenaran gerakan, situasi disesuaikan dengan permainan sesungguhnya, dan juga
bersifat kompetitif. Anak latih juga dituntut melakukan
gerakan sesuai apa yang diinstruksikan oleh pelatih, dan melakukannya
berulang-ulang. Misalnya di dalam melatihkan suatu pukulan dalam bulutangkis,
pelatih menetapkan tujuan latihan yaitu anak latih mampu melakukan keterampilan pukulan dalam
bulutangkis. Dengan kata lain, anak latih mengikuti apa yang menjadi intruksi
pelatih untuk menyelesaikan satu tugas terlebih dahulu kemudian baru beralih
pada tugas berikutnya. Sedangkan pada
latihan metode strokes latihan berupa
serangkaian pukulan yang dilakukan secara berurutan dan
berkesinambungan, sehingga gerakan
demi gerakan tidak dikoreksi secara satu per satu. Jadi dalam pengujian
hipotesis pertama yaitu kedua metode memiliki pengaruh, namun pengaruh yang
paling besar pada metode drill.
Pada pengujian hipotesis kedua
diperoleh hasil bahwa hipotesis diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan peningkatan keterampilan bermain
bulutangkis antara kelincahan tinggi dan kelincahan rendah atlet tingkat pemula.
Kelincahan merupakan kemampuan seseorang dalam merubah
arah dan posisi tubuhnya dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, sesuai
dengan situasi dan kondisi yang dihadapai di lapangan tertentu tanpa kehilangan
keseimbangan tubuh. Menurut Ismaryati (2008, p76) bahwa kelincahan didefiniskan sebagai kemampuan untuk mengubah
kecepatan dan arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya dengan cepat dan tepat,
sementara perpindahannya dengan cepat tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan merupakan komponen fisik untuk
menunjang keterampilan bermain bulutangkis yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Kelincahan juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu: Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelincahan yaitu kekuatan
otot, kecepatan, tenaga ledak otot, waktu reaksi, keseimbangan, dan koordinasi. Kelincahan yang baik dapat memberikan gerakan
yang cepat dan tepat. Jadi agar dapat bermain bulutangkis dengan baik harus
memiliki kelincahan yang baik.
Hasil pengujian hipotesis ketiga
diperoleh hasil bahwa hipotesis ditolak, sehingga disimpulkan tidak ada
interaksi antara metode latihan dan kelincahan
terhadap keterampilan bermain bulutangkis. Berlawanan dengan hasil hipotesis
yang kedua, bahwa jika keterampilan bermain bulutangkis yang baik dipengaruhi
oleh kelincahan yang baik. Menurut analisis peneliti dari hasil penelitian
menunjukan bahwa tes keterampilan bermain bulutangkis milik Frank M. Verducci memiliki kelemahan dalam hal kelincahan yang kurang terukur. Selain itu
tes keterampilan bermain bulutangkis ini memiliki karakteristik metode latihan drill yaitu melakukan gerakan yang sama
dan tidak banyak bergerak ke samping maupun ke depan dan ke belakang dalam
melakukan tes keterampilan. Sehingga faktor kelincahan kurang terukur dan
kurang berpengaruh dalam melaksanakan tes keterampilan. Hal ini menyebabkan
tidak interaksi antara metode latihan dan kelincahan pada keterampilan bermain
bulutangkis. Hal tersebut menggambarkan instrumen tes keterampilan bulutangkis
yang dipergunakan memiliki karakteristik metode drill, yaitu gerakan dilakukan secara berulang-ulang dengan gerakan
yang sama untuk menyelesaikan satu tugas terlebih dahulu kemudian melakukan
tugas berikutnya.
Kesimpulan dan Saran
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah diperoleh dengan analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Ada perbedaan
hasil latihan pukulan antara metode drill
dan metode strokes terhadap keterampilan bermain bulutangkis atlet tingkat
pemula, bahwa latihan metode drill lebih baik daripada metode strokes.
2. Ada perbedaan
hasil latihan pukulan antara kelincahan tinggi dan
kelincahan rendah keterampilan bermain bulutangkis atlet tingkat pemula, bahwa kelincahan tinggi lebih baik daripada kelincahan rendah.
3. Tidak ada
interaksi antara metode latihan pukulan dan kelincahan
terhadap keterampilan bermain bulutangkis atlet
tingkat pemula.
B.
Implikasi
Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan
di atas, penelitian ini mempunyai beberapa
implikasi sebagai berikut:
1.
Bagi praktisi
bulutangkis dapat dijadikan tambahan pengetahuan tentang metode latihan pukulan
yang tepat untuk menyusun program latihan.
2.
Bagi penulis,
dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan, serta dapat mengaplikasikannya ke
dalam pelatihan bulutangkis khususnya latihan pukulan.
3.
Bagi pembaca,
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan wawasan
mengenai metode latihan guna meningkatkan keterampilan bermain
bulutangkis.
C.
Keterbatasan
Penelitian
Penelitian telah
dilakukan pembatasan masalah agar fokus dan tidak melebar. Namun demikian dalam melakukan penelitian terdapat kekurangan dan keterbatasan. Beberapa
keterbatasan diantaranya sebagai berikut:
- Tidak memperhitungkan masalah kondisi fisik dan mental responden pada waktu dilaksanakan tes.
- Tidak memperhitungkan masalah waktu dan keadaan tempat pada saat
dilaksanakan tes.
- Dalam
pelaksanaan latihan pada akhir sesi latihan bertepatan pada bulan puasa,
sehingga anak latih kurang maksimal dalam melaksanakan program latihan.
- Latihan di luar perlakuan tidak dapat dikontrol, sehingga memungkinkan porsi latihannya berbeda.
- Instrumen tes keterampilan bermain bulutangkis tidak sesuai dengan faktor kelincahan, karena tes tersebut memiliki karakteristik drill.
D.
Saran-saran
Dengan mengacu pada hasil
penelitian dan keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian, peniliti
menyarankan:
- Bagi pelatih, agar dapat memilih metode latihan yang tepat guna meningkatkan keterampilan bermain bulutangkisnya.
- Bagi tim pelatih bulutangkis di klub-klub bulutangkis agar kreatif dalam menyusun rencana pembelajaran, dan dapat memilih metode yang tepat agar anak latih mau melaksanakan kegiatan yang disiapkan oleh pelatih, sehingga tujuan pembelajaran pun dapat tercapai.
- Bagi pelatih, instrumen tes keterampilan bermain bulutangkis kuran tepat bilamana digunakan untuk mengetahui faktor kelincahan dalam pelaksanaan tes.
DAFTAR PUSTAKA
Birch, K., MacLaren, D., &
George, K. (2005). Sport
& exercise physiology. New York: Madison Avenue NY 10016. USA
Bompa, O. Tudor and G. Gregorry Haff. (2009). Periodization: theory and methodology of
training. New York. United State of America.
Budi
Sutrisna, Muhammad Bazin Khafadi. (2010). Pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan 2. Jakarta. CV. Putra Nugraha. Di ambil
dari: http://www.scribd.com/doc/104170779/BukuBse-belajarOnlineGratis-com-Penjaskes2-Smp-Mts-VIII-Budi-1.
Djoko
Pekik Irianto. (2002). Dasar kepelatihan. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Donald
Ary, Luchy C. Jacobs, Asghar Razavieh (2007). Pengantar peneitian dalam pendidikan. (Terjemahan Arief Furchan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Ismaryati. (2008). Peningkatan kelincahan atlet melalui
penggunaan metode kombinasi latihan sirkuit,
pliometrik dan berat badan. Jurnal. PAEDAGOGIA, Jilid 11, Nomor 1, Februari 2008, halaman
74-79.
PP. PBSI. (2001). Pedoman
praktis bermain bulutangkis. Jakarta: PP.
PBSI.
PP. PBSI. (2012). Sistem ranking PBSI. Jakarta: PP. PBSI.
Sapta
Kunto Purnama. (2010). Kepelatihan
bulutangkis modern. Surakarta: Yuma Pustaka.
Sukadiyanto. (2005). Pengantar
teori dan metodologi melatih fisik. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Widiastuti.
(2011). Tes dan pengukuran olahraga.
Jakarta Timur: PT. Bumi Timur Jaya.
BIODATA
Nama :
Dhedhy Yuliawan
Ttl : Kulon Progo, 23 Maret 1987
Pekerjaan :
SD Muhammadiyah Kleco
Email :
Dhedhy_07@yahoo.com
Pendidikan
1994-2000 :
SDN 1 Brosot
2000-2002 :
SMPN 1 Galur
2002-2005 :
SMK N 2 Pengasih
2005-2010 : S1
PKO/ FIK UNY
2011-2014 : S2
Ilmu Keolahragaan UNY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar